Selasa, 28 September 2010

Lahir Ke Dunia

Namaku Dhyah Mutmainnah. Perkenalan sedikit yang selalu aku ucapkan saat bertemu dengan orang baru. Termasuk jika anda membaca blog ini. Blog ini berisi cerita hidupku dari awal aku hidup. Mungkin berkat media inilah aku bisa bercerita tentang 25 tahun aku hidup di dunia ini. Semoga kelak aku akan bisa membacanya kembali, tidak seperti buku-buku harianku yang mungkin akan usang dimakan waktu.

Sesuai bukti otentik yang aku punya, aku lahir di Bandung. Kota yang cukup besar dengan penduduk yang cukup banyak. Yang dulu masih sepi, hingga kini yang sudah padat hampir seperti kota metropolitan. Aku lahir pada hari Senin, hari yang sama dengan kelahiran Nabi Muhammad saw. Hari Legi tepatnya jika menurut kalendar Jawa. Aku rasa mungkin aku menyusahkan Ibuku saat melahirkan. Bayangkan saja, aku lahir pada pukul 05.25 pagi hari, yang artinya Ibu mungkin merasakan konstraksi di malam hari yang menyebabkannya tidak tidur semalaman. Aku pun lahir dengan selamat di salah satu rumah sakit besar daerah Pasteur. Hingga kini aku tak tahu aku lahir dengan panjang dan berat badan berapa. Mungkin aku akan menanyakannya nanti.

Aku diberi nama DHYAH MUTMAINNAH, mungkin ingin Abahku namaku sebenarnya Dyah Muthmainnah, yang artinya 'dyah' itu perempuan, dan 'muthmainnah' itu artinya jiwa yang tenang. Dari sinilah aku paham bahwa nama adalah sebuah doa. Perlu jiwa yang tenang untuk menjadi seorang perempuan. Perlu berjiwa tenang untuk bisa dipanggil ALLAH SWT masuk surga. Aamiiin.

Akte kelahiranku dibuat empat hari kemudian, tepatnya tanggal 16 Agustus 1985, itulah yang mungkin menjadi bukti bahwa pencarian namaku tidaklah serumit orang-orang kini mencari nama untuk anaknya. Aku tahu dari tulisan tersebut bahwa aku adalah anak yang sah dari hasil perkawinan, karena di sana bukan hanya ada nama Ibuku, tapi juga Abahku. Toto Utomo.

Abahku bernama Toto Utomo. Entahlah aku lupa nama beliau dalam akte kelahirannya. Tapi demikian aku selalu isi dalam setiap formulir yang diminta menyebutkan nama ayah. Sedangkan Ibuku bernama Retna Nuriawati, memang demikian nama beliau dalam akte kelahirannya. Mereka menikah pada tanggal cantik, tanggal 9 bulan 9, satu tahun sebelum kelahiranku.

Mungkin semua orang bertanya, mengapa aku menyebut mereka Abah dan Ibu?
Bukan Abah dan Ambu? atau Ayah dan Ibu?

Mereka bilang, bahwa aku sulit mengucapkan kata Ambu sebagai pembendaharaan kata-kata baruku di awal usia perkembangan. Tapi aku bertanya, berarti aku bodoh? Tidak,,,aku yang sekarang, menganggap kebodohanku sebagai kepintaranku. Aku itu unik, ingin berbeda dari yang telah ada. Kata Abah dan Ibu memang kurang matching dengan orang lain. Tapi itulah kami, keluarga yang berbeda dengan yang lainnya.

Kini, panggilan tersebut sudah biasa aku sebut. Terutama dalam setiap doaku setelah solat.
Ya ALLAH, bahagiakanlah Abah dan Ibuku, sebagaimana mereka membahagiakan aku sampai saat sekarang ini. Aamiiin

1 komentar:

  1. Iseng2 blog walking ketemu dhyah... Baru tau arti dhyah tuh apaan.. Keep posting -bari jeung sorangan tara update-

    izin nge-tag blog ok...

    BalasHapus